Tuna grahita dikenal dengan berbagai
nama atau istilah lain, seperti lemah pikiran, terbelakang mental, dan
juga cacat grahita. Dalam bahasa Inggris istilah tuna grahita dikenal
dengan sebutan Mentally Handicapped, atau Mentally Retarded. Anak yang
disebut tuna grahita adalah anak yang memiliki kelemahan dalam aspek
berpikir dan bernalar sehingga kemampuan belajar dan bersosialisasinya
berada di bawah rata – rata. Anak tuna grahita mengalami gangguan dalam
perkembangan daya pikirnya serta seluruh aspek kepribadiannya, juga
keterbatasan dari segi fisik, intelektual, sosial dan emosi ataupun
gabungan dari semua hal tersebut sehingga mempengaruhi kemampuan untuk
hidup dengan kekuatannya di tengah masyarakat, sesederhana apapun hal
tersebut.
Kekurangan yang dimiliki sebagian anak seringkali membuat mereka
dianggap sebagai manusia yang lebih rendah daripada anak lain yang
seusianya. Anak dengan tuna grahita atau juga dikenal dengan sebutan
retardasi mental mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata – rata,
biasanya tingkat IQ dibawah 70 dan juga mengalami gangguan dalam
perilaku adaptif seperti menyelesaikan kegiatan sehari – hari, dan dalam
beberapa kasus juga biasanya mengalami hambatan lain seperti misalnya
down syndrome dan tidak menunjukkan teori perkembangan anak menurut para ahli yang seharusnya sesuai dengan usianya.
Kriteria Tuna Grahita
Ada beberapa aspek yang dapat membuat seorang anak digolongkan ke dalam sebutan tuna grahita atau mengalami hambatan perkembangan anak yaitu:
- Mengalami terhambatnya fungsi kecerdasan secara umum atau memiliki kecerdasan di bawah rata – rata dan sulit menemukan cara meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
- Mengalami ketidak mampuan dalam perilaku adaptif dan tidak sesuai dengan beberapa tahap perkembangan emosi anak.
- Ciri – ciri tuna grahita terjadi pada masa perkembangan usia dini hingga berusia 18 tahun.
Klasifikasi Tuna Grahita
Pengelompokan anak yang termasuk tuna grahita diperlukan bukan untuk
membedakan anak dari teman sebayanya yang tidak mengalami keterbatasan,
melainkan untuk kepentingan pendidikannya. Dengan mengetahui klasifikasi
dari anak yang mengalami keterbatasan tersebut, akan mudah untuk
menentukan pendidikan yang dibutuhkannya. Berikut ini klasifikasi anak
tuna grahita berdasarkan tingkat hambatan yang dialaminya:
Kondisi fisik anak tuna grahita ringan pada umumnya tidak berbeda
dengan anak normal yang lain, dan mempunyai tingkat IQ yang berkisar
antara 50-70. Meskipun mengalami hambatan pada kecerdasan dan adaptasi
sosial namun masih mempunyai kemampuan di bidang akademik penyesuaian
sosial dan kemampuan untuk bekerja. Masih bisa belajar membaca, menulis
dan berhitung, dan bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas empat
sekolah dasar umum. Seringkali anak tuna grahita ringan tidak dapat
diidentifikasi hingga memasuki usia sekolah, ketika anak mengalami
kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Sekitar 75% dari anak tuna grahita
termasuk kepada kelompok tuna grahita ringan.
Anak yang termasuk dalam kelompok ini kemampuan intelektualnya serta
kemampuan adaptasinya berada di bawah elompok tuna grahita ringan.
Kelompok ini pada umumnya dapat dideteksi sejak bayi atau sejak usia
dini karena keterlambatan perkembangan yag terlihat jelas. Sebagian anak
mempunyai kondisi fisik yang terlihat jelas berbeda dengan anak
lainnya, terutama dari segi wajah. Namun ada pula beberapa anak yang
fisiknya tampak normal. Tingkat IQ berada di antara angka 30 sampai 50.
Pendidikan yang bisa diselesaikan oleh anak dalam kelompok ini biasanya
setingkat dengan kelas dua sekolah dasar umum. Sekitar 20% dari anak
tuna grahita adalah kelompok ini. (baca juga tentang: Ciri-Ciri
Disleksia)
Pada kelompok ini inteligensi anak termasuk yang sangat rendah dan
tidak dapat menerima atau menjalani pendidikan secara akademis seperti
dua kelompok lainnya. Dengan tingkatan IQ rata- rata 30 ke bawah, anak
dalam kelompok ini akan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
kegiatan sehari – harinya. Mereka hampir tidak memiliki kemampuan untuk
berlatih mengurus dirinya sendiri, berlatih bersosialisasi ataupun untuk
bekerja. Sekitar 5% anak tuna grahita berat dan sangat berat berada
pada kelompok anak tuna grahita secara keseluruhan.