Sunday, November 19, 2017

10 Ciri-Ciri Anak Tunagrahita – Ringan – Berat

Tuna grahita dikenal dengan berbagai nama atau istilah lain, seperti lemah pikiran, terbelakang mental, dan juga cacat grahita. Dalam bahasa Inggris istilah tuna grahita dikenal dengan sebutan Mentally Handicapped, atau Mentally Retarded. Anak yang disebut tuna grahita adalah anak yang memiliki kelemahan dalam aspek berpikir dan bernalar sehingga kemampuan belajar dan bersosialisasinya berada di bawah rata – rata. Anak tuna grahita mengalami gangguan dalam perkembangan daya pikirnya serta seluruh aspek kepribadiannya, juga keterbatasan dari segi fisik, intelektual, sosial dan emosi ataupun gabungan dari semua hal tersebut sehingga mempengaruhi kemampuan untuk hidup dengan kekuatannya di tengah masyarakat, sesederhana apapun hal tersebut.
Kekurangan yang dimiliki sebagian anak seringkali membuat mereka dianggap sebagai manusia yang lebih rendah daripada anak lain yang seusianya. Anak dengan tuna grahita atau juga dikenal dengan sebutan retardasi mental mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata – rata, biasanya tingkat IQ dibawah 70 dan juga mengalami gangguan dalam perilaku adaptif seperti menyelesaikan kegiatan sehari – hari, dan dalam beberapa kasus juga biasanya mengalami  hambatan lain seperti misalnya down syndrome dan tidak menunjukkan teori perkembangan anak menurut para ahli yang seharusnya sesuai dengan usianya.
Kriteria Tuna Grahita
Ada beberapa aspek yang dapat membuat seorang anak digolongkan ke dalam sebutan tuna grahita atau mengalami hambatan perkembangan anak yaitu:
  • Mengalami terhambatnya fungsi kecerdasan secara umum atau memiliki kecerdasan di bawah rata – rata dan sulit menemukan cara meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
  • Mengalami ketidak mampuan dalam perilaku adaptif dan tidak sesuai dengan beberapa tahap perkembangan emosi anak.
  • Ciri – ciri tuna grahita terjadi pada masa perkembangan usia dini hingga berusia 18 tahun.

Klasifikasi Tuna Grahita

Pengelompokan anak yang termasuk tuna grahita diperlukan bukan untuk membedakan anak dari teman sebayanya yang tidak mengalami keterbatasan, melainkan untuk kepentingan pendidikannya. Dengan mengetahui klasifikasi dari anak yang mengalami keterbatasan tersebut, akan mudah untuk menentukan pendidikan yang dibutuhkannya. Berikut ini klasifikasi anak tuna grahita berdasarkan tingkat hambatan yang dialaminya:
  • Tuna Grahita Ringan
Kondisi fisik anak tuna grahita ringan pada umumnya tidak berbeda dengan anak normal yang lain, dan mempunyai tingkat IQ yang berkisar antara 50-70. Meskipun mengalami hambatan pada kecerdasan dan adaptasi sosial namun masih mempunyai kemampuan di bidang akademik penyesuaian sosial dan kemampuan untuk bekerja. Masih bisa belajar membaca, menulis dan berhitung, dan bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas empat sekolah dasar umum. Seringkali anak tuna grahita ringan tidak dapat diidentifikasi hingga memasuki usia sekolah, ketika anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Sekitar 75% dari anak tuna grahita termasuk kepada kelompok tuna grahita ringan.
  • Tuna Grahita Sedang
Anak yang termasuk dalam kelompok ini kemampuan intelektualnya serta kemampuan adaptasinya berada di bawah elompok tuna grahita ringan. Kelompok ini pada umumnya dapat dideteksi sejak bayi atau sejak usia dini karena keterlambatan perkembangan yag terlihat jelas. Sebagian anak mempunyai kondisi fisik yang terlihat jelas berbeda dengan anak lainnya, terutama dari segi wajah. Namun ada pula beberapa anak yang fisiknya tampak normal. Tingkat IQ berada di antara angka 30 sampai 50. Pendidikan yang bisa diselesaikan oleh anak dalam kelompok ini biasanya setingkat dengan kelas dua sekolah dasar umum. Sekitar 20% dari anak tuna grahita adalah kelompok ini. (baca juga tentang: Ciri-Ciri Disleksia)
  • Tuna Grahita Berat
Pada kelompok ini inteligensi anak termasuk yang sangat rendah dan tidak dapat menerima atau menjalani pendidikan secara akademis seperti dua kelompok lainnya. Dengan tingkatan IQ rata- rata 30 ke bawah, anak dalam kelompok ini akan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan kegiatan sehari – harinya. Mereka hampir tidak memiliki kemampuan untuk berlatih mengurus dirinya sendiri, berlatih bersosialisasi ataupun untuk bekerja. Sekitar 5% anak tuna grahita berat dan sangat berat berada pada kelompok anak tuna grahita secara keseluruhan.